Ibnu Miskawaih Pendidikan Pencerdasan Spiritual

Ibnu Miskawaih Pendidikan Pencerdasan Spiritual. Ada satu pertanyaan yang terus menjadi hantu besar dalam sejarah pemikiran pedagogi di Indonesia sejak awal abad ke-20: sebaiknya, pengajaran-pendidikan generasi muda itu lebih difokuskan pada pembaikan moral atau pengembangan rasio. Hampir semua pemikir pendidikan-pengajaran di Indonesia sejak awal abad ke-20 memikirkan masalah itu dan lebih banyak menekankan pada segi moralitas seraya mengkritik Barat sebagai peradaban tak bermoraltentu saja ini adalah kritik yang terlalu sinis dan tak cukup berdasar.

Masalah dualitas yang terlalu dibenturkan itu memang tidak seharusnya terlalu dipikirkan secara oposisional. Di sinilah pemikiran Ibnu Miskawaih menjadi sangat menarik dan relevan di Indonesia. Jawaban Ibnu Miskawaih sangat jelas: psikologi dan moralitas manusia berkembang, terutama jika mendapatkan pendidikan-pengajaran yang baik, dan kematangan kognitif-intelektualitasnya akan sangat membantu perbaikan moralitas (akhlak) generasi muda.

Yang sangat menarik dan semakin relevan dalam mengkaji pemikiran Ibnu Miskawaih adalah, seperti yang dengan tegas dipaparkan Dr. Nadia Jamal al-Din dalam buku ini, fokusnya pada pendidikan-pengajaran kesejahteraan batin murid, lebih menekankan raihan kebahagiaan. Dengan kata lain, jika orangtua atau guru ditanya, lebih memilih anak yang bahagia atau anak pintar nan sengsara, jawabannya sudah jelas. Tujuan paling utama suatu pendidikan moral adalah kebahagiaan, kesejahteraan batin, dan kecerdasan spiritual. Bagaimana meraih Pendidikan Pencerdasan Spiritual? Selengkapnya ada di buku yang Anda pegang ini.