Salah satu fenomena menyolok pasca runtuhnya rezim otoriter Soeharto adalah maraknya publikasi berbagai kajian mengenai komunitas Cina di Indonesia. Namun, buku ini menyajikan sesuatu yang unik. Dengan memanfaatkan perkembangan mutakhir dalam kajian poskolonial, buku ini berusaha mengungkapkan negosiasi identitas orang Cina Indonesia di masa setelah Soeharto. Buku ini berusaha menggali agensi agama (Kekristenan) dalam proses negosiasi identitas tersebut. Melalui riset etnografis dan dengan menggunakan konsep hibriditas, buku ini menunjukkan bahwa identitas mereka heterogen, dinamis dan ambivalen.
Buku ini juga memperlihatkan adanya ketegangan dan negosiasi yang berlanjut antara kecinaan, keindonesiaan dan kekristenan. Ketegangan dan negosiasi tersebut menghasilkan identitas hibrid. Lebih jauh, buku ini mengungkapkan bagaimana Calvinisme Belanda, cabang dari Protestantisme, berfungsi sebagai "ruang ketiga" yang memungkinkan terjadinya identifikasi hibrid orang Cina Kristen Indonesia dan melaluinya bagaimana mereka bisa menjawab pertanyaan eksistensial mengenai apa artinya hidup sebagai orang Cina Indonesia Kristen.
Judul Buku: Identitas Hibrid Orang Cina
Penulis: Darwin Darmawan
Penyunting: Farid Wajidi
Penerbit: Gading, 2014
Kategori: Sosial Budaya
Dimensi: 14x20 cm l Softcover
Tebal: 222 hlm l Bookpaper
Harga Normal: 50.000
Harga Diskon: 42.000