Dengan hanya berjalan kaki, mendaki selama dua puluh menit, mereka akhirnya sampai di sebentang lahan datar yang dikelilingi oleh semak belukar dan pepohonan rindang. Hanya pagar-pagar kayu dan bambu sederhana yang menjadi penanda batasnya. Sebuah pohon beringin tua yang besar dan rimbun, dengan akar-akar yang menjuntai lebat, seolah mengucapkan selamat datang melalui geresek daun-daunnya. Batang pohon itu menganga, growong, bagaikan gerbang yang bakal menyedot siapa pun yang berani mendekatinya ke dunia dongeng.
ㅤㅤ
Selama membaca fiksi perjalanan ini, dengan banyak kilas maju mundur, saya merasa seperti Robert Langdon (simbolog fiktif itu). Saya suka genre petualangan dengan misteri, penafsiran tanda-tinanda, mencari benang merah, mengegas logika dan pengetahuan sejarah; dengan ritme yang cepat membuat deg-degan, diiringi subplot yang membuat saya memutar otak. Rasa ingin tahu adalah bahan bakarnya. Tak banyak kelit, tak runyam konflik, namun penuh duga-menduga, pencarian jawab atas teka-teki, dan olah gagasan. Ini penting bagi saya yang kadang tidak tahu pengetahuan sekolah dan pengalaman jalan-jalan itu hendak digunakan untuk apa bagi kehidupan, atau setidaknya melihat benang merah, rencana yang lebih besar. Inikah momen hierofani saya?
— Jonathan Irene Sartika Dewi Max Dosen Sastra Inggris, Universitas Mulawarman, Samarinda.
ㅤㅤ
Penulis: Kris Budiman
Penerbit: KPG, 2024
Kategori: Fiksi Perjalanan
ISBN: 978-623-134-148-8
SKU: BRD20732
Bahasa: Indonesia
Dimensi: 14 x 20 cm l Softcover
Tebal: 248 hlm l Bookpaper
Harga: 90.000