Selama rapat berlangsung, orang dilarang bersorak dan larangan ini dipatuhi. Kemudian para hadirin dipersilakan keluar, tetapi kini mereka ingin dan harus mencium tangan Tjokroaminoto. Orang berdesakan sekitar kami. Dari segala jurusan orang memegang Tjokroaminoto, mencium tangannya, bahunya, tepi jasnya. Napasnya sesak dan dia melompat ke atas kursi, tetapi sekarang orang memeluk tungkainya dan mencium kakinya. Yang tidak bisa sampai ke tempat Tjokroaminoto, memegang kami. Sia-sia saja kami terangkan bahwa bukan kami pemimpin SI, karena mereka berkata, “Tidak apalah, Anda 'kan patihnya.” Kami lari masuk ke dalam gedung dan pengurus SI meminta agar orang-orang bubar. Namun, sekarang rakyat menolak dengan gigih dan dengan perantaraan beberapa orang pembicara mereka berkata, “Kami datang dari tempat yang jauh bukan untuk mendengarkan orang bicara, tapi ingin melihat Raden Mas dan mencium tangannya. Kami tidak akan mau pergi sebelum melihatnya ....”
ㅤㅤ
“Mereka menghormati saya sebagai malaikat dan apa yang saya minta, semuanya akan mereka lakukan. Ini memberikan tanggung jawab yang besar kepada saya. Sering saya berpikir untuk mundur kembali, tetapi saya tidak berani karena tidak tahu apa yang mereka lakukan nanti.”
ㅤㅤ
Penulis: A.P.E. Korver
Penerbit: MataBangsa, 2024
Kategori: Sosial Budaya
SKU: BRD21177
Bahasa: Indonesia
Dimensi: 14 x 20 cm l Softcover
Tebal: vii + 449 hlm l Bookpaper
Harga: 155.000