Fuyuko Irie seorang introvert penyendiri. Setelah lulus SMA dia pindah ke Tokyo untuk berkuliah lalu bekerja. Di tempat kerja itulah ketidakcakapannya dalam bergaul membuatnya merasa terkucil dan tertekan. Sekadar bertukar sapa dengan orang lain dia kesulitan, tak seorang pun menyapanya kecuali ada urusan, dia seolah benar-benar seorang diri di dunia. Apakah pertemuannya dengan dua orang baru bisa membuka celah persahabatan dan cinta?
Prolog:
Mengapa tengah malam seindah ini, batinku. Mungkin karena di tengah malam dunia tinggal separuh, kata Mitsutsuka suatu kali. Sembari berjalan pada tengah malam, aku mengenangnya. Menghitung cahaya. Menghitung cahaya malam. Merah lampu lalu lintas yang bergetar bagai basah padahal hujan tidak turun. Lampu jalan yang berderet-deret. Lampu mobil yang melaju melintas. Cahaya di jendela. Ponsel di tangan orang yang baru pulang atau hendak pergi entah ke mana.
Mengapa tengah malam seindah ini? Mengapa tengah malam begini berkilau kilau? Mengapa pada tengah malam hanya ada cahaya? Musik yang mengalir dari perangkat suara yang menyumbat telingaku memenuhiku, hingga akhirnya meliputi segala-galanya. “Berceuse.” Lagu nina bobo indah yang dimainkan dengan piano. Cantik ya, lagunya. Iya, ya. Lagu favoritku di antara karya Chopin. Apa Fuyuko suka juga? Ya. Bagai napas di tengah malam. Seolah mengalun dengan cahaya melebur. Cahaya tengah malam itu istimewa karena cahaya terang siang telah sirna dan separuh yang tersisa berpendar sekuat tenaga. Benar ya, Mitsutsuka. Padahal bukan apa-apa. Tapi sangat indah sampai-sampai membuat air mata menetes.
Penulis: Mieko Kawakami
Penerbit: KPG, 2025
Kategori: Novel
ISBN: 9786231343642
SKU: BRD23244
Bahasa: Indonesia
Dimensi: 13.5 x 20 cm l Softcover
Tebal: 272 hlm | Bookpaper
Harga: 104.000