Desa Trunuh, Oktober 1965
Tiga hari setelah suaminya raib menghilang, Katri ditembak. Ia tengah hamil anak pertama. Usia kandungannya tujuh bulan saat peluru dimuntahkan dari jarak amat dekat agar hidupnya benar-benar tamat. Katri mengira, delapan belas tahun hidupnya telah berakhir di titik itu.
Keindahan masa remajanya lenyap dalam sekejap. Kegiatan kesenian yang disenanginya ternyata ancaman bagi sekelompok orang yang ingin ia ditangkap.
Sejak saat itu, rentetan kemalangan datang susul-menyusul. Ia dibawa dari satu kamp ke kamp lain, dari satu penjara ke penjara lain. Bagi Katri, hidup tak memberikan pilihan selain bertahan.
Pertanyaannya, untuk siapa Katri bertahan?
Prolog:
Tiga hari setelah suaminya menghilang, Katri ditembak. Ia tengah hamil anak pertama. Usia kandungannya tujuh bulan saat peluru dimuntahkan dari jarak amat dekat agar hidupnya benar-benar tamat. Katri mengira, delapan belas tahun hidupnya telah berakhir di titik itu. Satu jam sebelumnya, truk tentara yang mengangkut sekitar tujuh personil datang. Waktu itu pukul 11 siang. Di rumah hanya ada Katri beserta ayah dan ibunya. Katri sedang beranjak ke dapur, hendak memasak bakmi rebus, ketika rombongan itu masuk ke ruang tamu tanpa ketuk pintu, tanpa permisi. Seorang berseragam loreng hijau dengan muka garang melontar komando. “Ada apa ini?” Katri beringsut menuju ke ruang tamu. Tangannya basah karena baru saja mencuci sawi hijau sebagai pelengkap bakmi rebus. Ia mengelap tangan sekenanya ke daster.
Penulis: Adeste Adipriyanti
Penerbit: KPG, 2025
Kategori: Fiksi Sejarah
ISBN: 9786231343833
SKU: BRD23623
Bahasa: Indonesia
Dimensi: 13.5 x 20 cm l Softcover
Tebal: 260 hlm | Bookpaper
Harga: 105.000