EGO dan ID
Kategori : Agama - Filsafat

sudah menjadi takdir Freud, sebagaimana dia sadari tidak tanpa kebanggaan, untuk "membangunkan tidur umat manusia". Setengah abad sesudah kematiannya, tampak jelas bahwa dia jauh lebih berhasil daripada yang dia harapkan, meskipun dengan cara-cara yang tak akan dia apresiasi. Sekarang sudah lazim tetapi benar kita semua membicarakan Freud, dengan tepat ataupun tidak. Dengan sambil lalu kita merujuk pada konflik-konflik oedipal dan rivalitas saudara kandung, narsisme dan selip-selip Freudian. Tetapi sebelum kita bisa berwenang membicarakan itu, kita harus membaca tulisan-tulisannya dengan sungguh-sungguh. Tulisan-tulisan itu memberi timbal balik atas pembacaan, berupa dividen.
Pada tahun 1923, dalam buku ini, Freud menyusun implikasi-implikasi penting dari teori struktural pikiran yang pertama kali dia ketengahkan tiga tahun sebelumnya dalam Beyond the Pleasure Principle. The Ego and The Id memiliki kedudukan tinggi di tengah karya-karya Freud pada tahun-tahun terkemudian.
Pusat perhatian Freud dalam buku ini adalah Ego, yang dia pandang bertempur dengan tiga kekuatan: Id, Super-ego, dan dunia luar.
Selamat Membaca dan Merdekalah...
Pengiriman Ke | |
Ongkos Kirim |
---
|
Kategori : | Agama - Filsafat |
Penerjemah : | Nor Cholish |
Ketebalan : | 162 hlm | Bookpaper |
Dimensi : | 13x19 cm | Softcover |
Bahasa : | Indonesia, 2018 |
Stock: | Out of Stock |
Penerbit: | Tanda Baca |
Penulis: | Sigmund Freud |
Berat : | 200 gram |
Product Tags: |